GENMU- Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Pusat (LDK PP) Muhammadiyah meluncurkan program Mualaf Learning Center (MLC) di berbagai daerah di Indonesia.
Untuk memperluas cakupannya, LDK PP Muhammadiyah juga menggelar kick off Pusat Pembinaan Mualaf (Pusbinmu).
Wakil Bendahara LDK PP Muhammadiyah, Kamarul Zaman, S.E., M.Ak menjelaskan, program dan realisasi itu salah satunya dilaksanakan di Kota Subulusalam, Aceh, pada Minggu (15/12/2024).
“Kami mengumpulkan para dai komunitas yang sebelumnya telah dikirim ke berbagai lokasi untuk melakukan pembinaan Mualaf se-Kota Subulussalam,” kata Kamarul, melalui keterangan tertulisnya, Minggu.
Menurut Kamarul, dalam merealisasikan program dan kegiatan itu, pihaknya bekerja sama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh, LDK PWM Aceh, PDM Subulussalam, dan Lazismu Aceh.
Di daerah lainnya, LDK PP Muhammadiyah juga melakukan kerja sama dan realisasi program kegiatan dengan pola yang tak jauh berbeda.
Yakni sehari sebelumnya, Sabtu (14/12/2024), LDK PP Muhammadiyah juga mengumpulkan banyak Dai komunitas dan Mualaf se-Kabupaten Karo di Kota Kabanjahe, Sumatera Utara.
“Mualaf yang kami kumpulkan ini binaan dari LDK Muhammadiyah dan Aisyiyah melalui Dai komunitas yang kami kirimkan sebelumnya,” kata Kamarul.
Selain di Subulussalam dan Karo, lanjut Kamarul, pihaknya juga menggelar di Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Di sini dilakukan pembinaan Mualaf suku Dayak Pedalaman, kick off Pusbinmu Patikalaian, serta temu ramah dan kajian bersama Mualaf dan Dai komunitas.
Ada pula di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Selama dua hari (14-15/12/2024) di Siak, Riau ini diselenggarakan penguatan Mualaf suku terasing binaan LDK PWM Riau dan PP Muhammadiyah.
“Pusbinmu maupun MLC merupakan ikhtiar kami menjawab semua masalah yang dihadapi di berbagai daerah. Selama ini LDK konsen membina para mualaf dan Dai komunitas,” ujar Kamarul.
Namun demikian, di sisi lain ada tantangan yang harus dicarikan solusinya.
Menurut Kamarul, tantangan itu tak lain adalah perlu peningkatan pemahaman ajaran keagamaan.
Bahkan ada Mualaf yang tak terbina dengan baik, akhirnya ingin kembali ke agama atau keyakinan sebelumnya.
“Artinya ini perlu diselesaikan dan diatur sedemikian rupa agar MLC maupun Pusbinmu mampu menjawab semua tantangan,” katanya.
Kamarul menambahkan, istilah atau nama MLC dipilih karena program ini fokus pada pendidikan spiritual dari para Mualaf, baik itu terkait dengan pemahaman keagamaan maupun kebangsaan.
Di berbagai daerah yang terkait dengan persoalan kebangsaan itu seperti tidak memiliki identitas kependudukan.
LDk melalui program MLC dan Pusbinmu turut membantu mencarikan solusi untuk persoalan kebangsaan.
Bahkan tak jarang bagi para Mualaf yang masih tidak disukai keluarganya sehingga tak memiliki kejelasan kependudukan.
“LDK ikut membantu persoalan dengan pendekatan yang persuasif, inklusif, dan proses pembinaan yang dilakukan secara sukarela oleh para Mualaf,” ujar Kamarul.
Oleh karena itu, Kamarul menambahkan, ajaran Islam tidak boleh terkesan memaksakan dan harus sukarela ketika ingin belajar.
“Harapan kita ke depan, dengan rahmatan lil `alamin, mereka (Mualaf) bisa mendapatkan kebaikan di dalam kehidupannya pasca memasuki Islam,” katanya.
Wakil Sekretaris LDK PP Muhammadiyah, Dr. Tohirin, M.Pd.I mengungkapkan, agenda tersebut menjadi penting dalam rangka mencerdaskan masyarakat dan bangsa.
Termasuk menyadarkan dalam hal keagamaan, dan juga tentu saja pemberdayaan masyarakat untuk hidup yang lebih baik.
Untuk itu, kegiatan program ini memiliki target agar para Mualaf menjadi yang terdidik, imannya kuat, punya edukasi yang baik tentang dasar-dasar ajaran Islam.
“Nantinya diharapkan menjadi Mualaf yang mandiri, dan mereka juga bisa terlibat menjadi Dai,” ujar Tohirin.
Menurutnya, sejauh ini para Mualaf yang bercerita kepadanya sangat berterima kasih serta mengapresiasi terkait program MLC maupun Pusbinmu.
Ia menjelaskan, adanya program tersebut karena selama ini Mualaf membutuhkan pembinaan keagamaan dan kebangsaan.
“Mereka (Mualaf) berharap dengan program ini bisa secara rutin dilakukan, termasuk pembinaannya,” kata Tohirin.
Ia menambahkan, program tersebut memberikan dampak luar biasa bagi Mualaf.
Terutama karena mendapatkan teman dan saudara baru di tengah dijauhi saudara utamanya, sehingga mereka bahagia dan senang.
Bahkan mereka berharap, selain mampu meningkatkan pemahaman terkait keIslaman, mereka juga ingin ada program pemberdayaan.
Sebab, dengan program pemberdayaan ini bisa membantu meningkatkan taraf hidup mereka.
“MLC maupun Pusbinmu bukan hanya fokus kepada pemahaman agama, tetapi juga pemberdayaan yang meningkatkan taraf hidup ke depan,” ujar Tohirin. (*)