Oleh : Dwi Azhar Ramdhani
Gelaran kompetesi bergengsi Piala Asia atau dikenal dengan Asian Football Cup (AFC) U-23 tahun 2024 sudah digelar, Piala Asia tersebut diikuti sebanyak 16 peserta dari seluruh negara Asia.
salah satunya adalah Timnas Indonesia U-23 yang baru pertama kali lolos Piala Asia U-23 sejak edisi pertama yakni tahun 2013.
Dilansir dari sport.detik.com 16 negara yang lolos dari kualifikasi Piala Asia, diantaranya: Qatar (sebagai tuan rumah) Yordania, Korea Selatan, Vietnam, Jepang, Uzbekistan, Irak, Uni Emirat Arab, Thailand, Australia, Arab Saudi,Indonesia, Kuwait, Malaysia, China, dan Tajikistan.
Indonesia saat ini sebagai tim yang sangat disoroti oleh banyak negara Asia atas perkembangan sepak bola, baik dari segi taktik permainan maupun dari komposisi pemain yang mumpuni dan memiliki skill yang bagus, juga banyaknya pemain timnas U-23 yang bermain di luar negeri/abroad menjadi salah satu penunjang terhadap kualitas permainan, namun tidak menafikan juga skill pemain yang berkiprah di kompetisi lokal juga sama bagusnya dalam kerja sama tim
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae Yong juga PSSI menarget semi final untuk Indonesia pada Piala Asia U-23 ini, dimana Indonesia masuk grup A dengan Qatar, Jordania dan Australia.
Pada pertandingan pertama Indonesia menelan kekalahan 0-2 dari tuan rumah Qatar, dari pertandingan tersebut dengan banyak nya kontroversi dari pemegang kendali pertandingan yakni wasit yang kurang tepat memberikan keputusan dan dinilai banyak merugikan timnas Indonesia.
“Itu sebuah pertunjukan komedi. Mereka tuan rumah, tapi itu sangat berlebihan” komentar Shin Tae Yong pada kepada wasit yang memimpin pertandingan Indonesia vs Qatar (Bolalob.Football)
Permainan timans Indonesia dari babak pertama menguasai pertandingan, bahkan dari segi taktik juga diatas Qatar dan dari kualitas fisik timnas Indonesia juga unggul, tapi sangat disayangkan keberpihakan wasit lagi-lagi membuat mental para pemain menjadi down.
Contoh: goal pertama timnas Qatar melalui titik putih pinalti itu dinilai tidak tepat karena jelas bukan pelanggaran yang disengaja oleh kapten Timnas, Rizki Ridho pada menit ke 45+1 padahal sudah jelas keputusan pertama wasit menunjukan pelanggaran pemain Qatar.
Kedua, kartu merah yang diberikan wasit Nasrullo Kabirov pada awal babak pertama yakni menit 46 kepada Ivar Jener yang dianggap melakukan pelanggaran berat kepada pemain Qatar, padahal sudah sangat jelas Ivar Jener tidak melakukan pelanggaran berbahaya bahkan kaki Ivar Jener sempat menghindar.
Ketiga, kartu merah yang diberikan juga kepada striker timnas Indonesia Ramadan Sananta karena dianggap melakukan pelanggaran yang fatal. Dan banyak lagi pelanggaran serta kartu kuning yang diterima timnas Indonesia pada laga tersebut menyebabkan buyarnya konsentrasi permainan.
Al hasil timnas Indonesia bermain dengan 9 pemain, padahal jelas juga pemain Qatar banyak melakukan pelanggaran tetapi wasit tidak menggubris dan tidak memberikan pelanggaran.
Dalam pertandingan tersebut jelas adanya keberpihakan wasit Nasrullo Kabirov kepada tim tuan rumah Qatar yang banyak memberikan keputusan yang tidak adil sebagai seorang hakim pertandingan, ini menjadikan contoh yang nyata bahwa sampai level Asia pun di sepak bola masih ada kecurangan dan keberpihakan penyelanggaran pertandingan.
Semoga kedepannya ini menjadi evaluasi bagi AFC agar bisi membenahi aparat pertadingan agar lebih baik lagi dan tidak merugikan banyak pihak, termasuk Timnas Indonesia yang Sudah menjadi korban atas kecurangan tersebut.