Essay

Artificial Intelligence (AI) dan Tantangan Membentuk Karakter Peserta Didik

Oleh: Puri Purnama Melati

Artificial Intelligence (AI) atau yang lebih dikenal dengan kecerdasan buatan menjadi isu yang hangat diperbincangkan dunia karena perkembangannya yang begitu pesat dan hampir memasuki setiap aspek kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu, teknologi AI sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan merupakan istilah yang melekat erat dengan era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0. AI didefinisikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari program komputer, algoritma pembelajaran mesin, serta perangkat keras dan perangkat lunak yang memungkinkannya bekerja.

Ilmu yang melandasi pengembangan AI terinspirasi oleh cara kerja neuron di otak manusia, yang kemudian direkayasa ulang menjadi solusi perangkat keras dan perangkat lunak yang mampu menirukan kecerdasan tersebut. Produk dari teknologi Revolusi Industri 4.0 ini telah banyak diterapkan di berbagai sektor industri, termasuk bidang pendidikan, baik untuk pengembangan AI itu sendiri maupun aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari (Batubara, 2020).

Penggunaan AI dalam dunia pendidikan menjadi penting untuk meningkatkan efektivitas dan relevansi proses pembelajaran. AI dalam dunia pendidikan dapat menjawab tantangan dan permasalahan seperti kurangnya personalisasi pembelajaran dan kesenjangan dalam pemahaman siswa. Namun disamping itu, AI dapat memberikan pengaruh besar pula terhadap Pendidikan karakter siswa. Tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam dunia pendidikan adalah masalah pendidikan karakter peserta didik. Kemudahan akses yang disediakan oleh AI seperti chat Gpt, aplikasi stream (Youtube, Netflix, game online, dll), dan assistant virtual lainnya membuat Sebagian peserta didik menjadi malas, kurang kreatif, menjiplak hasil karya orang, dan hidup anti sosial. Permasalahan karakter tersebut menjadi hal yang perlu diatasi, supaya adanya AI menjadi bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Baca Juga  Milad 112 Muhammadiyah

Artificial Intelligence adalah cabang ilmu komputer yang bertujuan untuk mengembangkan system dan mesin yang mampu melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Tujuan utama pengembangan AI adalah untuk membantu manusia dalam berbagai aktivitas dan pekerjaan dengan kemampuan meniru pemikiran manusia, AI mampu menerima dan memproses data untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan tugas (Kusumawati,2008).

Kecerdasan buatan yang terkait dengan implementasi di dunia pendidikan adalah sistem yang dirancang untuk mendukung proses pendidikan dan pembelajaran (Holmes, Bialik, & Fadel, 2019 dalam Zahara, dkk. 2023). Dalam dunia pendidikan, AI digunakan untuk mempersonalisasi pembelajaran dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik serta interaktif. Beberapa contoh aplikasi AI dalam dunia pendidikan diantaranya: (a). Kelas Guru ganda (Dual Teacher), yang didalamnya terdapat dua guru yaitu guru kelas umum dan guru berbasis AI, (b). Computer Assisted Education (CAI), yang merupakan alat untuk memfasilitasi pembelajaran dan didalamnya berisi kombinasi teks, grafik, suara, serta video, kemudian (c). Udictionary, yang merupakan aplikasi terjemahan bahasa asing.

Artificial Intelligence tersebut tentunya memberikan dampak positif dan negative terhadap dunia Pendidikan. Dampak positifnya yaitu mempermudah guru dan siswa dalam pembelajaran, bisa digunakan kapanpun dan dimanapun, pekerjaan lebih efektif dan efisien, serta pembelajaran lebih menarik. Disamping itu terdapat dampak negatifnya yaitu membuat guru dan murid menjadi lebih malas, AI memiliki resiko tinggi dalam hal pembobolan, kemudian AI pembelajaran jarak jauh dapat mengurangi interaksi dan kedekatan antara guru dengan murid.

Dampak negative AI tersebut berhubungan erat dengan pembentukan karakter peserta didik. Kemudahan akses AI menjadikan peserta didik mengambil jalan pintas Ketika diberikan tugas oleh gurunya, peserta didik menjadi ketergantungan untuk mengerjakan tugas hanya mengandalkan AI seperti Chatbot tanpa dibarengi dengan kreativitas dan berpikir kritis, bahkan lebih parah lagi banyak peserta didik yang hanya menjiplak hasil karya orang lain. Kasus tersebut telah menunjukkan fenomena menurunnya karakter peserta didik.

Baca Juga  112 Tahun Muhammadiyah Peluang Kader-Mu dalam Mengadirkan Kemakmuran untuk Semua

Maka dari itu perlu adanya kesadaran pribadi dan perlu adanya kerjasama dari beberapa pihak terkait antara guru, siswa, dan orang tua. Perlu adanya kolaborasi antara penggunaan AI dan peran guru saat pembelajaran, guru harus menjadi motivator serta fasilitator bagi peserta didik sehingga peran guru dalam kelas tidak tergantikan oleh kemajuan Artificial Intellligence (AI). Guru dan AI bisa berkolaborasi untuk menciptakan suasana belajar yang menarik, aktif, dan interaktif sehingga dengan hal tersebut maka peserta didik bisa menggunakan AI untuk kebermanfaatan pembelajarannya. Jika hal tersebut dapat terealisasikan dengan baik, maka akan menciptakan peserta didik yang berkualitas dan berkarakter.

Penulis: Puri Purnama Melati / Anggota bidang PIP Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhamamdiyah Panawuan

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *